Cerita dalam bentuk drama ini gue buat untuk memenuhi salah satu syarat pelantikan pin anggota SANGGAR SENI CELOTEH SMA NEGERI 1 TAMBUN SELATAN angkatan 16. Mungkin yang lagi nyari naskah drama dengan tema misteri bisa nyontoh (copy) naskah ini wkwk. Ceritanya dimulai di suatu sekolah SMA dimana
terdapat 7 orang siswa bersahabat. Namun persahabatan yang berjalan
indah selama 4 tahun berubah menjadi suram ketika dua diantara mereke
mencintai wanita yang sama. Banyak teman-teman yang prihatin dengan
persahabatan mereka sehingga ikut campur didalamnya. Setelah kejadian
itu, banyak teman mereka yang meninggal dengan cara yg tidak wajar.
Sehingga menimbulkan banyak pertanyaan. Dan bagaimana kasus ini
terungkap? Apa hubungannya dengan 7 orang bersahabat dan masalah
percintaan nya? READ MORE :))
-Pemeran-
Rafi : Laki-laki
berwajah manis kelas 10 SMAN 1 Tambun Selatan yang memiliki 6 orang sahabat,
yaitu ; Revky, Seto, Jadid, Aggi, Trisna, dan Kevin. Kini Rafi sedang tertarik dengan
seorang siswi bernama Selma.
Revky : Sabahat Rafi
sejak SMP hingga sekarang. Revky merupakan orang yang kurang terbuka di
komunitas ini. Ia dan sahabat-sahabat Rafi yang lain ingin mendekatkan Rafi
dengan Selma. Namun Revky berbeda dengan sahabat-sahabat Revky yang lain. Ada
apa dengan Revky?
Seto : Sahabat Rafi
yang benar-benar mencintai solidaritas. Laki-laki yang selalu stay cool ini
tidak suka dengan orang yang suka
mengusik kehidupan dan persahabatnya.
Jadid : Sahabat Rafi
yang tidak terlalu suka berdebat. Laki-laki berhidung mancung ini diam-diam
menyukai Nyssa.
Aggi : Sahabat Rafi
yang selalu ada satu langkah dibelakang Rafi. Ia merupakan sahabat terdekat
Rafi, setelah Revky tentunya.
Kevin : Sahabat Rafi
yang gak suka ngambil pusing segala hal yang melibatkan orang lain. Ia lebih
suka memikirkan suatu masalah secara individual.
Trisna : Di bilang
sahabat, iya. Tapi ia lebih sering menghabiskan waktu dengan teman-teman yang
lain. Di sini ia hanya dekat dengan Revky.
Anisa : Teman Rafi cs
. Perempuan cantik yang narsis ini suka sirik sama perempuan-perempuan lain
yang deket sama Rafi cs.
Indri : Teman Rafi
cs dan sahabat Anisa. Ia adalah perempuan dengan wajah good looking yang
memiliki emosional cukup tinggi dan mudah terpancing dengan hal-hal kecil.
Yolan : Teman Rafi cs
dan sahabat Anisa yang simple dan panikan. Karena rasa paniknya ini ia sulit
untuk percaya dengan orang lain dan sering menarik kesimpulan sendiri.
Elisa : Teman Rafi
cs dan Sahabat Anisa yang memiliki sifat tidak jauh dengan Indri. Ia juga
memiliki emosional yang mudah terpancing dengan hal-hal kecil.
Nyssa : Teman Rafi cs
dan sahabat Anisa. Ia paling tidak suka jika dirinya dimasukan kedalam suatu
masalah yang tidak ada hubunganya dengan dia. Ia adalah perempuan yang disukai
Jadid.
Pertiwi : Teman Rafi cs
dan sahabat Anisa yang sebenarnya lebih dekat dengan Nyssa disbanding
sahabat-sahabat yang lainnya.
Selma : Perempuan
cantik yang satu memiliki hati yang lembut dan tutur kata yang sopan. Ia adalah
orang yang disukai Rafi. Namun apakah ia memiliki perasaan yang sama dengan
Rafi?
Zata : Perempuan
lembut yang satu ini tidak suka kekerasan dan perselisihan. Ia juga merupakan
sahabat Selma.
Azri : Sahabat
Selma dan Zata yang sedikit berbeda. Ia memiliki emosional yang cukup tinggi dan
tidak suka dengan orang yang menjahili teman-temanya.
Sese : Sahabat Selma
dan Zata juga. Namun ia sama seperti Azri. Ia juga memiliki emosional yang
mudah terganggu.
Vico : Kepala
Sekolah SMAN 1 Tambun Selatan yang tampan dan bijaksana. Ia selalu serius dalam
bertutur kata.
Collin : Polisi dengan
badan tinggi besar yang memiliki sifat ramah dan tegas ini sedang bertugas
untuk mengusut kasus langka yang kini
terjadi di SMAN 1 Tambun Selatan.
Meilita : Memerankan 2
peran. Pertama sebagai siswi biasa dan kedua sebagai polisi yang membantu
Collins menyelesaikan kasus yang terjadi.
Citra : Memerankan 2
peran. Pertama sebagai siswi biasa dan kedua sebagai guru cantik yang ramah.
Namun layaknya guru pada umumnya, ia tidak suka dengan keributan siswa di sekolah.
Tsuraya : Memerankan 2
peran. Pertama sebagai siswi biasa dan kedua sebagai guru SMAN 1 Tambun Selatan
yang lemah lembut.
Ghaizain: Ibunda Selma yang sedikit arrogant namun penyayang. Jika
ia tidak suka dengan seseorang, ia tidak akan memperbolehkan Selma untuk
bergaul dengannya.
Anggi : Ayahanda Selma
yang tegas dan gagah berani. Ia memiliki emosi yang tinggi layaknya seorang
ayah pada umumnya.
DAN INILAHHHH NASKAHNYAA!!! :)))
GO TO HELL
Pagi
ini suasana yang berbeda terjadi di SMA Negeri 1 Tambun Selatan. Tidak seperti
hari biasanya yang sepi dan hening karena sekarang hari minggu yang artinya
sekolah libur. Namun pagi ini suara teriakan dan alunan music terdengar di
lapangan. Ya, hari ini sedang diadakan acara Festival Seni di sekolah. Semua
kelas memberikan satu perwakilan untuk perform pada kesempatan kali ini. /Jadid dan Tsuraya bernyanyi bersama/
Citra : Mei, banyak
banget ya ternyata karya anak bonlap. Mulai dari dance, nyanyi, cheers, band,
puisi dan masih banyak lagi karya yang udah kita saksiin tadi ya.
Meilita : Iya Cit.
udah semua juga kita tampilin. Berarti ini saatnya kita harus closing acara
nih, Cit.
Citra : Iya. Gak
kerasa ya udah harus closing. Padahal masih pingin ngeliat aksi anak bonlap
nih.
Meilita : Tahun depan
mungkin ya, Cit. Haha
Citra : Iya bener.
Oke makasih buat temen-temen yang udah seruin acara Festival Seni tahun ini dan
semoga ini bukan acara Festival terakhir ya, Mei.
Meilita : Wes iya
jangan dong. Sampai jumpa tahun depan di acara Festival Seni 2015 dengan
karya-karya seni yang lebih keren lagi ya pastinya.
Citra & Meilita :
Byeeee….
Acara hari ini berjalan lancar. Semua anak bonlap mulai
berhamburan keluar sekolah
Seto : Raf, Selma
sendirian tuh kayanya.
Rafi : Mana mana?
Jadid :Tuh elah
masa gak keliatan. Idung doang lo mancung, masa Selma segitu gak
keliatan.
Rafi : Ye tempe, ngeliat gak ada
hubunganya sama idung kali. (menjitak Jadid)
Aggi : Yaudah kebanyakan ngomong lo ah.
Deketin sana
Kevin : Tau lo lama, keburu gue yang
nyamperin nih
Rafi : Ye kenapa jadi lo yang
ngeburu-buru
Trisna : Yaudah sana, lama lu minyak tawon.
(mendorong Rafi dan Rafi mendekati Selma)
Rafi : Hey, Selma. Mau pulang ya?
Selma : Iya, Rafi.
Rafi : Bareng gue yuk
Selma : Ehm
Rafi : Yaudah ayo (menarik tangan Selma)
Ghaizain : Heh mau dibawa kemana anak saya?
Rafi : Eh tante. Maaf tante niatnya mau
nganter Selma pulang aja kok gak mau ngapa-ngapain. Sumpah deh hehee
Ghaizain : Selma saya jemput.
Rafi : Eh iya tante. Ini selmanya saya
balikin. Maaf ya tante. Heheee (Teman-teman Rafi menertawakan Rafi dari jauh
dan rafi kembali ke tempat)
Seto : hahaahaa kocak lo (menjitak Rafi)
Rafi : Ah udah udah ayo pulang aja.
Rafi, Revky, Seto, Jadid, Aggi, Trisna, dan Kevin memang bersahabat
sejak lama. Mereka 7 bersahabat yang saling melengkapi satu sama lain. Mereka
saling membantu dalam hal apapun. Dan misi yang sedang mereka jalankan saat ini
adalah mendekatkan Rafi dengan Selma.
Keesokan paginya sekolah kembali seperti biasa. Jam masih menunjukan
pukul 06:15. Sekolah masih sangat sepi dan tidak seperti biasanya Rafi, Seto,
Jadid, dan Kevin sudah ada dikelas. Hanya ada mereka berempat dikelas dan dengan
tas Revky tentunya karena Revky selalu datang pagi-pagi sekali setiap harinya.
Kevin : lah ini tas si Revky ada. Tapi
orangnya mana?
Jadid : Gatau udah biarin aja. Ke kantin
aja yuk gue laper.
Semua : ayo (dijalan ketemu Revky & Selma
berpegangan)
Kevin : Eh eh bentar itu liat deh
Seto : Lah, Raf. Itu Revky sama Selma
bukan sih?
Jadid : Deketin yuk (mendekat dan
menguping)
Revky : Selma, kayanya aku gabisa gini terus.
Aku juga gak enak sama Rafi. Kamu tau kan dia suka sama kamu?
Selma : Iya tapi aku gak suka sama dia. Aku
sukanya sama kamu, Rev. Aku Cuma sayang sama kamu. Bukan sama Rafi.
Revky : Iya aku ngerti. Aku juga sayang sama
kamu. Tapi aku sahabatan sama Rafi udah lama. Aku gak tega kalo harus nyakitin
Rafi kaya gini terus. Selama ini yang tau hubungan kita Cuma Trisna.
Selma : Jadi mau kamu gimana?
Revky : Kita udahan aja ya
Selma : Tapi …
Revky : Maaf, Sel. Rafi sahabat aku. Aku
gabisa … (Rafi datang dan menonjok Revky)
Rafi : Sahabat? Mana sahabat? Makan tuh
sahabat. (Pergi meninggalkan Revky dan Selma)
Jadid : Itu yang namanya sahabat?
(mendorong bahu Revky)
Kevin : Baru tau ada sabahat kaya gini
(semua pergi dan tatapan Seto yang paling tajam)
Rahasia yang di simpan rapat-rapat oleh Revky sudah terbuka lebar.
Sama halnya dengan air didalam balon karet yang
tertusuk jarum. Semuanya sudah terbongkar dan memojokan Revky. Kini
hanya ada Trisna yang masih menemani Revky.
Sementara itu berita ini sudah tersebar keseluruh sekolah. Bagaimana
tidak, persahabatan Revky dan Rafi sudah terkenal dimana-mana dan kini mereka
bermusuhan hanya karena seorang wanita. Sungguh bukan hal yang elegan untuk
membuat suatu persahabatan hancur seperti ini.
*kantin*
Yolan : Jadi berita itu bener, Raf?
Rafi : Yah begitulah.
Anisa : Keterlaluan emang si Selma.
Indri : Iya bisa-bisanya dia ngehancurin
persahabatan kalian.
Elisa : Jadi sekarang lo masih suka sama
Selma
Rafi : Entahlah
Pertiwi : Tapi sebenernya bukan Selma yang
keterlaluan.
Nyssa : Iya. Revky lah yang kebangetan.
(seto datang dengan minuman)
Seto : Yaudahlah guys gausah dibahas
dulu kali. (Rafi pergi)
Kevin : Mau kemana, Raf? (Kevin, Aggi, dan
Jadid mengikuti Rafi)
Seto : Tuhkan. Lo sih pada bawel (ikut
pergi)
Elisa : Sumpah ya gue kesel banget sama
Selma. Sok cantik banget tu orang sampe bikin masalah gini.
Anisa : Emang, mending juga kalo dia
cantik kaya gue. (Indri menyenggol bahu Anisa)
Indri : Ye lagi serius ini.
Yolan : Tapi emang kebangetan banget sih tu
anak.
Elisa : Kita harus kasih pelajaran sama
anak itu
Pertiwi : Hey guys. Kesalahan bukan Cuma ada di
Selma kali
Nyssa : Iya Revky juga salah. Malahan
menurut gue dia yang paling bersalah.
Elisa : Yaudah kalo gitu dua duanya harus
kita kasih pelajaran. (Selma, sese, Zata, dan Azri lewat)
Indri : Eh kebetulan banget nih ada
orangnya.
Yolan : Heh sini lo cewe tengil
Elisa : Lo mau sok cantik hah sampe bikin
temen gue pada berantem? (mendorong Selma)
Azri : Heh ganjen lo kalo gatau apa-apa
gausah ikut campur
Anisa : Emangnya lo tau apa hah?
Sese : Kita gak ada urusan ya sama
kalian
Zata : Udah, Se. mending kita pergi aja
jangan cari masalah.
Azri : Orang ini duluan yang cari
masalah (nunjuk Elisa)
Yolan : Gausah nunju-nunjuk temen gue!
Sese : Kenapa lo gak suka hah!
(bertengkar, Selma dan Zata meleraikan, Pertiwi dan Nyssa diam)
Bu
Tsuraya : Hei ada apa ini! (Semua diam,
Pertiwi dan Nyssa kabur)
Semua : Maaf bu
Bu
Tsuraya : Semua ikut ke ruangan saya
Semua : Iya bu.
Bu
Tsuraya : Kalian ini disekolahkan agar
menjadi orang yang berpendidikan. Bukan orang yang tidak tahu etika seperti
tadi.
Azri : Tapi mereka duluan bu
Bu
Tsuraya : Saya tidak bertanya siapa yang
duluan yang saya lihat kalian seperti anak TK yang berebut mainan. Kalian tidak
malu dengan diri kalian sendiri hah?
Semua : iya maaf bu.
Bu
Tsuraya : Sekarang kalian ke toilet wanita
dan bersihkan sampai tidak ada noda sedikitpun.
Yolan : Tapi bu.
Bu
Tsuraya : Kenapa? Kurang? Kalau begitu
bersihkan juga toilet laki-laki sepulang sekolah nanti. Masih ada yang mau
menawar?
Semua : Tidak bu.
Bu
Tsuraya : Yasudah tunggu apa lagi?
Sungguh hari yang meyebalkan untuk Yolan, Indri, Elisa dan Anisa,
untuk Zata, Azri, Sese, Dan Selma juga tentunya. Hari yang seharusnya mereka
habiskan dengan belajar dikelas harus digantikan dengan membersihkan kamar
mandi yang kotor dan bau. Kebencian kepada Selma semakin tersirat dihati Yolan
dan kawan-kawan.
/kegiatan
membersihkan kamar mandi/
Jam sudah menunjukan waktu pulang sekolah. Namun masih ada pekerjaan
yang menunggu Yolan beserta teman temannya dan juga Selma beserta sahabatnya.
Ya, mereka masih memiliki hukuman untuk membersihkan toilet laki-laki yang
tentunya lebih kotor dan jorok dibandingkan toilet yang mereka bersihkan tadi.
Selma : Udah bell tuh. Bersihin toilet
cowo yuk biar cepet. (menarik tangan Zata)
Anisa : Eh jiwa office girl nya keluar ya
mba? (Yolan, Elisa dan Indri tertawa)
Sese : Heh lo gausah cari ribut lagi
ya.
Azri : Gausah songong lo.
Zata : Udah ayo jangan rebut lagi.
(menarik Azri dan Zata)
*Kamar
mandi laki-laki*
Azri : Sumpah ya ngeselin banget tu
orang
Zata : Udahlah biarin
Sese : Eh ngomong-ngomong Selma mana
ya? Kok gak dateng dateng.
Zata : Kayanya masih di kamar mandi
cewe. Biar gue susul (menyusul Selma)
*kamar
mandi perempuan*
Zata : Aaaa!!! (Sese dan Azri datang)
Sese
& Azri : Kenapa? (melihat Selma) Selmaaa!!!
(Selma tergeletak tak bernyawa)
Azri : Ini pasti mereka. (pergi ke
kantin)
Sese : Lo lapor guru cepet. (menyusul
Azri)
*kantin*
Azri : Heh iblis lo apain temen gue
hah! (mendobrak meja)
Yolan : Apaan sih!
Sese : Gausah pura-pura! Lo
keterlaluan tau gak! (menangis, menampar Yolan dan semuanya berdiri)
Yolan : Apa maksud lo! (menjambak Sese)
Anisa : Lo mau main-main hah! (Menjambak
Azri)
Bu
Citra : Berhenti kalian. Semuanya
ikut ke kantor kepala sekolah. (semuanya mengikuti)
Pak
Vico : Saya sudah dengar kenakalan
kalian tadi siang. Itu masih bisa saya toleransi tapi yang ini tidak. Ini
tindakan criminal kalian tahu!
Elisa : Loh emangnya kenapa pak?
Nyssa : Saya gak ikut campur pak. Tadi
siang aja saya gak berantem pak.
Pertiwi : Iya saya juga enggak pak.
Indri : Yaudah lah pak kita juga kan
udah dihukum terus kenapa lagi.
Pak
Vico : Kenapa lagi kata kalian?
Selma meninggal dan kalian bilang kenapa lagi.
Semua : HAH?
Pak
Vico : Kalau terbukti kalian ada
dibalik semuanya pihak sekolah tidak akan membela kalian sedikitpun
Yolan
: Me.. meenninnggall ppakk?
Ghaizain : Kenapa pak? Anak saya kenapa? (datang
tergesa bersama Anggi Bu Citra dan Bu Tsuraya menenangkan)
Anggi : Mana anak saya? Sekolah macam apa
ini hah! Bagaimana bisa saya mendengar kabar bahwa anak saya meninggal haah!
(mendobrak meja pak Vico)
Pak
Vico : Bapak tenang dulu pak. Kami
sedang menyelidiki kasus ini.
Anggi : Saya menyekolahkan anak saya disini
bukan untuk ini. Saya bisa menuntut sekolah ini! (Menangis sambil menarik kerah
pak Vico)
Pak
Vico : Sabar pak. (melepas perlahan
tangan Anggi) sebaiknya kita menunggu polisi datang ke ruangan ini pak.
Anggi : Bagaimana saya bisa tenang kalau
begini hah!
Bu
Citra : Sabar ibu. Maaf kami lalai
menjaga anak ibu
Bu
Tsuraya : Sabar ya bu kita tunggu polisi
saja.
Suasana terasa sangat tegang. Terutama untuk Yolan, Indri, Anisa dan
Elisa. Saat ini mereka lah yang paling mungkin menjadi sasaran tuduhan. Pertiwi
dan Nyssa? Mereka masih bisa menyanggah karena mereka tidak terlalu bermasalah
dengan Selma. Tapi itu juga tidak menutup kemungkinan bahwa mereka bukanlah
pelakunya.
Collins : Selamat sore. (masuk keruangan
bersama Melito)
Anggi : Sore pak. Jadi bagaimana?
Collins : Maaf pak. Tapi kami menemukan
sehelai kain yang kemungkinan besar digunakan pelaku untuk membunuh anak bapak.
(Collins memperlihatkan kain yang dibungkus oleh plastic)
Anggi : Jadi anak saya beneran dibunuh pak?
Bukan terpeleset atau apa? (Ghaizain semakin histeris)
Melito : Dan kami juga menemukan ini. Ini
memperkuat dugaan bahwa anak bapak telah dibunuh. (menuntujukan secarik kertas)
Anggi : ‘Go to Hell’ apa apaan ini? (marah)
Pak
Vico : Apa pelakunya tidak
meninggalkan jejak?
Collins : Untuk saat ini kami belum menemukan
sidik jari atau jejak lainya.
Melito : Tapi kami akan terus menyelidiki
kasus ini dan kami harap bapak Vico dapat berkerjasama untuk meniadakan
kegiatan belajar mengajar esok hari.
Pak
Vico : Pasti pak, saya akan
meliburkan sekolah. Yang penting kasus ini selesai
Anggi : Saya minta bapak menyelidiki
teman-temanya juga. (Melirik teman-temanya)
Suasana semakin menanas. Ketegangan berpadu dengan rasa takut juga
duka disini. Sesuatu yang seharusnya tidak terjadi telah terjadi. Dan kini
mereka mencoba menjernihkan fikiran mereka masing-masing dan memutuskan untuk
membicarakan hal ini dengan Rafi dkk di sebuah café.
Rafi : Tolong jelasin ke gue apa yang
sebenernya terjadi? Kenapa kaya gini?
Yolan : Sumpah, Raf gue gak ngapa-ngapain.
Nyssa :
Apalagi gue, gue gak ngerti sama sekali apa yang terjadi
Pertiwi : Iya kita berdua gak tau apa-apa. Kita
aja gak kena hukum
Aggi : Tapi disekolah Cuma ada kalian
sama satpam dan penjaga sekolah.
Jadid : Dan dari tadi itu kita ngobrol
sama mereka nungguin kalian di pos satpam.
Kevin : Iya jadi gak mungkin kalo satpam.
Indri : Jadi maksud kalian. Kalian nuduh
kita?
Seto : Bukanya nuduh, ya kita mau
klarifikasi aja.
Anisa : Tapi daritadi juga kita
bareng-bareng mulu. Jadi gak mungkin lah salah satu atau salah banyak dari kita
yang ngelakuin.
Elisa : Iya abis bersihin kamar mandi
cewe kita langsung ngobrol sama Nyssa dan Pertiwi di kantin. (Revky dan Trisna
datang)
Revky : Heh pecundang. Lo apain Selma hah!
(menarik kerah Rafi)
Rafi : Apaan si, Rev. Gue gatau
apa-apa. (Seto ingin menghajar Revky namun ditahan Aggi dan Kevin)
Revky : Siapapun yang ngebunuh Selma gue
yakin dalangnya elo. Iblis tau gak lo! (menonjok Rafi)
Jadid : Eh lo gausah songong. Lo emang
udah bener-bener lupa ya sama persahabatn kita! (Menarik kerah Revky dan
menjauhkan Revky dari Rafi)
Trisna : Alah gausah banyak omong lo. Gausah
lo belain tuh sampah! (Menonjok Jadid dan Jadid membalas)
Kevin : Apaan si kalian semua. Kampungan
tau gak
Trisna : Alah banyak omong lo. (Trisna adu
otot dengan Jadid dan seto) (Revky adu otot dengan Rafi)
Aggi : Harusnya kita omongin pake
kepala dingin guys jangan gini.
Revky : Gimana pun gue akan selidikin kasus
ini. Dan kalo terbukti lo dibalik semuanya. Gue bunuh lo! (melempar Rafi dan
Rafi terjatuh)
Trisna : Awas lo semua (Pergi)
Persahabatan yang sudah mereka jalin dengan harmonis selama 4 tahun
sekarang telah berubah menjadi permusuhan hebat. Miris rasanya melihat
anak-anak SMA ini. Karma kah atau cobaan kah?
Malamnya Yolan dan Anisa menemui Seto, Rafi dan Aggi di café yang
mereka datangi tadi siang.
Rafi : Kenapa lo ngajak kita ketemuan?
Yolan : Sebenernya gue curiga sama Pertiwi
atau enggk Nyssa
Seto : Hah kenapa mereka?
Anisa : Kan gue bareng-bareng mulu sama
anak-anak. Tapi kita gak bareng sama Pertiwi dan Nyssa.
Aggi : Hem bisa si. Tapi mereka kan gak
ada masalah sama Selma.
Yolan : Kalian gak tau kan kalo Pertiwi
sebenernya suka sama Revky. Jadi bisa aja dong Nyssa bantuin Pertiwi buat
musnahin Selma.
Anisa : Dan dia selalu bilang ‘kita gatau
apa-apa. Kita kan gak punya masalah’ itu sebenernya buat nutup-nutupin kedoknya
dia aja.
Rafi : Tapi masa mereka tega sih
Yolan : Dalam situasi kaya gini kita gabisa
gampang percaya sama orang. Karena pelakunya pasti ada diantara kita.
Nyssa dan Pertiwi adalah dugaan pertama mereka. Dengan alasan Pertiwi
menyukai Revky sebagai landasan utama mereka. Dan sudah dua hari mereka libur, hari
ini mereka harus berangkat sekolah lagi seperti biasanya. Namun hari ini
sekolah sepi karena banyak siswa dan siswi yang masih takut perihal peristiwa
lusa. Bahkan beberapa anak sudah pindah ke sekolah lain.
*kamar
mandi laki-laki*
Trisna : Lo udah gak apa-apa kan Rev?
Revky : Masih gak ikhlas sih. Tapi gue coba
buat ikhlas. Yang terpenting sekarang gue harus menguak kasus ini. Gue gabisa
tinggal diam, Na. Lo mau kan bantu gue.
Trisna : Pasti. (keluar)
Jubah : Halo Revky cowok sok hebat yang
pingin menguak kasus ini. Coba dong tunjukin, katanya mau menguak kasus ini.(masuk)
Revky : Siapa lo hah? Lo cewe apa cowo sih?
Hah! Banci lo pake topeng-topengan.
Jubah : Penasaran ya. Emang suara gue gak
jelas? Gausah penasaran sayang, nanti matinya gak tenang
Revky
: Jangan macem-macem lo iblis.
Jubah : Enggak macem-macem. Cuma satu macem
kok. Hahaaa (mengeluarkan pisau)
Revky : Turunin tuh piso. Pengecut lo
Jubah : Siapa pengecut hah! (menodongkan
pisau tepat di depan mata Revky)
Revky : Jangan macem-macem lo! Toloonggg…
(Jubah menutupi Revky dan Revky teriak)
Jubah : Selamat bermimpi panjang sayangggg.
Hahaaa (meninggalkan secarik kertas di kepala Revky)
Lagi, peristiwa kelam kembali terjadi di sekolah ini. Sekarang
Trisna, Rafi, Elisa, dan yang lainya di panggil ke ruang kepala sekolah.
Tegang? Sudah pasti.
Bu
Citra : Ibu sudah dengar peristiwa
di café kemarin.
Bu
Tsuraya : Dan ibu yakin ini berhubungan
dengan peristiwa kemarin.
Bu
Citra : Sangat mungkin pelaku yang
sekarang sama dengan pelaku kemarin.
Bu
Tsuraya : Iya sangat masuk akal. Revky
ingin menguak kasus ini dan sekarang dia dibunuh oleh pelakunya.
Bu
Citra : Sekarang siapa yang mau
menjelaskan.
Yolan : Iya kami emang ada masalah kemarin
di café. Tapi kita bukan orang dibalik ini semua, Bu. Percaya sama kami.
Pertiwi : Bu, saya sama Nyssa gak tau apa-apa,
Bu.
Nyssa : Iya, Bu. Kami gak ada hubunganya
sama ini semua. (Anisa, Yolan, Rafi, Seto, dan Aggi melirik Nyssa dan Pertiwi
lalu mereka saling pandang)
Anisa : Enak aja lo. Lo juga bagian dari
kita. (Nyssa dan Pertiwi diam) (Pak Vico, Collins, dan Melito masuk)
Collins : Sudah jelas pelakunya sama.
Melito : Ini kertas bertuliskan ‘Go to Hell’
yang sama dengan kemarin.
Pak
Vico : Tapi siapa pak? Bagaimana bisa
berkeliaran di sekolah ini? Pasti orang itu adalah bagian dari sekolah ini.
Collins
: Kami belum tahu pasti. Namun
kami akan membawa adik-adik ini untuk di interogasi lebih lanjut di kantor
polisi
Semua : Hah!!!
Seto : Tenang aja. Kalian gausah takut
kalo kalian merasa gak salah.
Setelah menjalani beberapa pemeriksaan yang sudah berlangsung
sekitar 4 jam. Polisi menyatakan Nyssa dan Pertiwi tidak bersalah. Tentu hal
ini membuat Anisa, Yolan, Rafi, Seto dan Aggi keheranan. Dugaan mereka yang
salah atau Nyssa dan Pertiwi yang terlalu cerdas untuk mengelabuhi polisi.
Entahlah ..
Collins : Pemeriksaan hari ini saya tunda
sampai besok pagi.
Meilito : Kalian harus datang kesini lagi besok
pagi.
Anisa : Lalu Nyssa dan Pertiwi?
Collins : Mereka sudah terbebas
Yolan : Gak bisa gitu dong pak. Mereka
harus di selidiki lagi.
Meilito : Sudah sebaiknya kalian pulang.
Di perjalanan pulang Yolan dan Anisa masih sangat tidak percaya
dengan keputusan polisi yang menyatakan Nyssa dan Pertiwi terbebas dari dugaan.
Sementara siapa lagi yang berpotensi untuk melakukan itu semua kalau bukan
mereka. Mereka adalah orang yang paling mungkin melakukan ini semua.
Yolan : Gue yakin banget kalo Nyssa dan
Pertiwi dibalik ini semua.
Indri : Yol, lo kenapa sih segitunya sama
mereka. Kita sahabatan sama mereka juga udah lama yol. Lo tau kan mereka anak
baik.
Anisa : Tapi siapa lagi kalo bukan mereka?
Orang itu antara kita semua Ndri.
Elisa : Iya kalian jangan asal tuduh.
Malah harusnya bagus dong kalo Nyssa dan Pertiwi lolos. Jadi cepet ketauan
siapa pelaku sebenarnya.
Rafi : Kalian itu bawel tau gak. Posisi
kita itu gak aman kita semua bisa dituduh walau bukan kita pelakunya.
Jadid : Iya jadi gausah saling tuduh
disini.
Kevin : Kalo udah terbukti bukan Nyssa
yaudah berarti emang bukan mereka. Lagian kata lo Pertiwi suka sama Revky jadi
gak mungkin dong dia ngebunuh Revky.
Yolan : Keadaan udah mendesak. Daripada dia
ketauan mending sekalian musnahin Revky kan.
Jadid : Tapi gak masuk akal, Yol.
Anisa : Ah terserah kalian deh kalo gak
percaya. Ayo, Yol. (manarik tangan Yolan)
Malam ini cukup panjang untuk mereka semua. Mereka terus
membicarakan semua kemungkinan yang terjadi sepanjang perjalanan hingga
akhirnya perempatan jalan harus memisahkan mereka semua. (Anisa, Yolan, Aggi
lurus. Kevin, Seto, Rafi, Jadid ke kiri. Indri dan Elisa ke kanan)
Elisa : Gue heran kenapa Anisa sama Yolan
nuduh Nyssa dan Pertiwi
Indri : Gue juga heran. Padahal kan Nyssa
sama Pertiwi udah baik banget sama kita.
Elisa : Gak mungkin banget kalo mereka
yang ngelakuin kan.
Indri : Apa mungkin sebenernya Yolan sama
Anisa pelakunya? Jadi mereka nuduh Nyssa dan Pertiwi buat nutupin kelakuan
mereka.
Elisa : Hem bisa jadi. (jubah datang dan
menusuk Indri dari belakang)
Jubah : Selamat malam.
Elisa : Sssii.. ssiiappa llo?
Jubah : Menurutmu?
Elisa : Lo Anisa kan? Atau Yolan?
Jubah : Sepertinya bukan.
Elisa : Jadi? Pertiwi? Gue gak nyangka lo
yang… (Menusuk Elisa dan melemparkan secarik kertas)
Hari ini suasana duka menyelimuti mereka semua. Jenazah Elisa dan
Indri sudah dimakamkan. Ini sebuah pertanyaan besar mengapa bisa mereka menjadi
sasaran berikutnya.
Aggi : Gue gak ngerti kenapa bisa Elisa
dan Indri kena juga. Emang mereka ada hubunganya sama ini semua?
Kevin : Iya kalo kematian Revky masih masuk
akal tapi Elisa Indri? Gue agak bingung.
Yolan : Guys yang terlintas di otak gue itu
Zata, Azri dan Sese. Bisa aja mereka dendam karena kematian Selma jadinya dia
bunuh Revky Elisa dan Indri pake cara yang sama kaya Pertiwi ngebunuh Selma.
Jadid : Yol. Please jangan tuduh Pertiwi
sama Nyssa mulu.
Anisa : Heh Jadid. Gue tau ya lo suka sama
Nyssa tapi semua kemungkinan bisa terjadi sekarang. Jadi mending lo diem.
Seto : Tapi kayanya ada benernya yang
dibilang Yolan. Selama ini kita Cuma berfikir kalo pelakunya diantara kita.
Gimana kalo ternyata bukan diantara kita?
Rafi : Kita harus cari tau. Seto lo kan
ahli kaya gini-gini, jadi gue serahin ke lo ya.
Seto : Weseh siap boss. Tapi gue butuh
bantuan kalian.
Hari itu juga mereka mengajak Zata, Azri, dan Sese untuk mengklarifikasi kejadian ini.
Azri : Jadi maksud kalian gue yang
ngebunuh temen-temen lo?
Sese : Heh titisan dajal! Harusnya gue
yang nuduh lo atas kematian Selma.
Yolan : Heh manusia berlendir. Lo jangan
asal ngomong.
Azri : Bener kan? Siapa lagi kalo bukan
kalian.
Anisa : Oh jadi kalian nuduh kita terus
sekarang kalian balas dendam ke temen-temen kita? Hah! (menjambak Azri, Azri
membalas)
Keadaan yang harusnya diselesaikan dengan kepala dingin malah
menjadi panas karena saling tuduh. Rafi, Seto, dan Zata hanya bisa melerai
sambil mengamati setiap kata yang keluar dari mulut Azri dan Sese. Dengan nada
bicara dan cara melafalkan kata-kata yang agak sulit dan dibuat-buat membuat
Rafi mulai mencurigai Sese dan Azri sebagai pembunuh Elisa dan Indri. Tapi
bagaimana dengan orang yang membunuh Selma dan Revky? Sepertinya bukan mereka.
Jadid : Mungkin gak sih, Vin. Nyssa sama
Pertiwi pelakunya?
Kevin : Gak mungkin. Gue gak percaya kalo
lo bilang gitu. Polisi aja bilang enggak kan.
Jadid : Iya, Vin. Gue juga gak percaya
banget. Tapi kayanya Seto, Rafi, sama Aggi percaya deh.
Kevin : Ya berarti kita harus bikin mereka
buat gak percaya aja. Udah gampang.
Jadid : Yaudah gue duluan ya mau nganter
nyokap dulu. (jaded pergi menjauh dan seseorang melempar batu. Jadid terjatuh.
Jubah datang menusuk Jadid. Jadid teriak. Kevin menoleh)
Kevin : Jadiiiiddd.. (mendekat)
Jubah : Hai Kevin. Apa kabar? Semoga lo
baik baik aja sebelum akhirnya tidak baik. Hahaaa
Kevin : Siapa lo?
Jubah : Tidak adakah pertanyaan lain?
Mengapa semua menanyakan siapa gue? Kalian kan udah kenal gue. Haahaahaa …
(Menusuk Kevin)
Sore harinya jenazah Kevin dan Jadid di makamkan. Keadaan ini
semakin membuat bingung Rafi dkk. Setelah Elisa dan Indri sekarang Jadid dan
Kevin. Apa sebenarnya alasan sang pembunuh melakukan ini.
Rafi : Apa sebenernya maksud semua ini?
Awalnya Cuma masalah kecil tapi kenapa sekarang kaya gini.
Aggi : Gue gak terima ini semua. Ini
gara-gara lo, Raf! Kalo lo gak minta kita buat ngejauhin Revky semuanya gak
akan kaya gini! Kalo lo bisa terima Selma pacaran sama Revky semuanya pasti
baik-baik aja (Menarik kerah Rafi, marah dan mengeluarkan air matanya)
Rafi : Gue juga gak tau, Gi. Kalo
akhirnya kaya gini. Gue minta maaf.
Aggi : Maaf kata lo hah? Emang maaf lo
bisa bikin semua temen-temen kita hidup lagi hah! (nonjok Rafi)
Seto : Udah, Gi. Tenang.
Aggi : Diem, Seto. Gue mau hajar anak
ini.
Anisa : Udah, Gi. Emang dengan lo mukulin
Rafi masalah bisa selesai?
Yolan : Kemarahan lo juga gak bisa bikin
temen-temen kita hidup lagi kan? Kemarahan lo gak guna!
Hari ini mereka kembali dipanggil ke kantor polisi untuk melakukan
menyelidikan. Namun kali ini Anisa meminta agar Azri, Zata dan Sese juga ikut
diperiksa. Ya, sekarang Anisa, Yolan, Rafi, Seto dan Aggi bukan hanya
menyelidiki satu sisi. Tapi mereka menduga bahwa pelaku pembunuhan Selma dan
Revky bukanlah orang yang sama dengan pembunuh Elisa Indri dan Kevin Jadid.
Namun saat mereka tiba di Kantor Polisi mereka telah mendapati Nyssa dan
Pertiwi disana.
Rafi : Loh kok ada kalian? Bukanya
kalian udah bebas?
Pertiwi : Gatau gue dapet telfon dari polisi
suruh kesini.
Yolan : Haha bankai sedalem apapun di
kuburnya akan tetep kecium baunya.
Collins : Setelah dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut. Kami harus menahanPertiwi, Nyssa, Azri dan Zata. Banyak data yang
menyatakan bahwa kalian pelakunya.
Azri : Tapi pak. Bukan saya sumpah.
Nyssa : Saya juga gak tau apa-apa pak.
Meilito : Itu bisa diselidiki lagi nanti. Tapi kami
harus menahan kalian karena kami menemukan sidik jari kalian di beberapa barang
bukti.
Zata : Dimana pak? Saya tidak melakukan
apa-apa pak.
Zata, orang yang selama ini polos ternayata di curigai polisi
sebagai pelaku dibalik semuanya. Sekarang mereka berkumpul dan bertanya-tanya
didalam hati mereka masing-masing.
Aggi : Gue fikir sese tapi ternyata
zata. Gak nyangka gue.
Yolan : Gue juga gak nyangka. Tapi
begitulah hidup terkadang gak bisa ditebak.
Rafi : Yaudah ayo kita pulang.
Malam ini sebuah pertanyaan besar masih bersarang di otak mereka
semua. Bagaimana mungkin seorang Zata yang polos malah diduga polisi sebagai
pelaku dibalik semua sedangkan Sese yang mereka curigai bebas begitu saja.
Namun ada kepuasan tersendiri karena akhirnya polisi juga menahan Nyssa dan
Pertiwi. Kali ini perjalan mereka hening tanpa ada yang membuka suara. Sampai
perempatan yang biasa mereka lewati kembali memisahkan mereka.
Seto : Duluan ya (belok ke kiri bersama
Rafi)
Semua : Iya hati-hati.
Aggi : Yol, Nis. Gue juga duluan ya.
Kalian hati-hati pelakunya belum tentu udah dipenjara semua.
Anisa : Iya, Gi. Lo juga hati-hati.
Aggi berbelok di gang rumahnya. Bayang-bayang kematian
teman-temannya masih memenuhi fikiranya.
Jubah : Hai, Aggi.
Aggi : Siapa lo?
Jubah : Masa gak kenal? Hahaa
Aggi : Alah banyak omong lo. Atau
jangan-jangan elo yang udah ngebunuh temen-temen gue!
Jubah : Gimana kalo gue bilang iya?
Aggi : Sialan (maju dan ingin menonjok
jubah namun jubah menusuk Aggi)
Jubah : Bodoh. (menjatuhkan secarik kertas
di tubuh Aggi dan pergi)
Keesokannya Rafi, Seto, Anisa dan Yolan kembali ke kantor polisi
untuk melakukan pemeriksaan setelah prosesi pemakaman Aggi selesai. Mereka di
hantui rasa kebingungan yang teramat besar. Azri, Zata, Pertiwi, dan Nyssa
sudah di amankan polisi. Tapi mengapa pembunuhan demi pembunuhan terus terjadi.
Di kantor polisi juga sudah ada Sese yang terlebih dahulu di interogasi oleh
polisi.
Collins : Dari data yang kami dapatkan.
Saudari sese merupakan pelaku pembunuhan saudara Aggi. Pisau yang digunakan
pelaku bersidik jadi milik saudari sese.
Yolan : Jadi sese yang ngelakuin semua ini
pak?
Meilito : Tidak, bukan hanya saudari sese.
Karena pada barang bukti lain menunjukan sidik jari Zata dan Azri.
Rafi : Lalu bagaimana dengan Nyssa dan
Pertiwi.
Collins : Mereka diduga sebagai membunuh
saudari Selma dan saudara Revky.
Anisa : Jadi bener pak, yang membunuh
Selma Revky dan yang lainya berbeda?
Meilito : Dugaan sementara pembunuhan saudari
Selma adalah dilandasi kecemburuan. Sementara yang lain adalah motif balas
dendam.
Seto : Jadi sudah terbukti pak kami
tidak salah?
Collins : Untuk saat ini kalian tidak
bersalah.
Rafi : Makasih pak
Kepergian Aggi dan teman-teman lainnya masih meninggalkan luka
teramat dalam untuk Rafi, Seto, Yolan, dan Anisa. Bagaimana tidak, seminggu yang
lalu mereka masih bersenda gurau bersama namun sekarang semuanya terasa sepi. Pembunuhan
demi pembunuhan yang dijelaskan polisi tadi membuat hati mereka lebih terisis.
Sahabat mereka dibunuh oleh sahabat mereka yang lain. Sungguh situasi yang benar-benar
tidak dapat digambarkan oleh kata-kata.
Rafi : Gue rasa masalah udah selesai.
Kita tinggal coba buat ikhlas sama apa yang udah terjadi.
Anisa : Gak secepet itu, Raf.
Yolan : Gue masih belum bisa ikhlasin
semuanya.
Seto : Perlahan lo harus bisa ikhlas,
Yol.
Sore ini dihabiskan oleh Rafi, Seto, Anisa dan Yolan untuk sekedar
duduk di taman menghilangkan stress yang ada di fikiran mereka masing-masing.
Hingga adzan magrib menyadarkan mereka dari lamunanya.
Rafi : Pulang yuk (Tanpa jawaban mereka
semua pergi)
Mereka masih sibuk dengan fikiranya masing-masing. Rafi terdiam,
entah apa yang ada di fikiranya. Sedangkan Anisa merangkul Yolan yang masih
menangis. Keadaan ini bertahan hingga perempatan jalan kembali memisahkan
mereka.
Rafi : Gue duluan (belok kiri)
Seto : Gue juga duluan (belok kanan)
Anisa : Hati-hati
Rafi : Kalian juga
Jubah : Hai, Raf. Kata siapa ini udah
berakhir?
Rafi : Hah! Siapa lo hah?
Jubah : Gue bosen sama pertanyaan itu. Lo
gak bisa nanya yang lain? Coba Tanya ke gue lagi apa? Udah makan belum. Hahahaa
Rafi : Jangan main-main. Siapa lo
hah? (suara kencang, Yolan dan Anisa datang)
Yolan : Rafi!!!
Anisa : Heh siapa lo?!!
Jubah : Ngapain kalian hah? Jangan
mendekat atau sahabat lo yg tampan ini gak akan jadi tampan lagi. Hahaaa (Mencengkram
leher Rafi dari belakang dan menunjukan pisau di wajah Rafi)
Yolan : Please siapaun elo jangan sakitin
temen gue!
Anisa : Belum puas lo bunuh temen-temen
kita? Hah!
Jubah : Temen-temen? Gimana kalo lo sebut
mereka sebagai penghianat? (melepaskan topeng)
Semua : SETO?
Yolan : Gimana bisa elo seto? Lo yang
selama ini gue anggep paling baik.
Seto : Gue emang baik, Yol. Dan gue
gasuka kejahatan. Makanya gue membunuh orang-orang jahat. Hahahaa
Anisa : Lo fikir pembunuhan gak jahat
hah!
Seto : hem kayanya enggak. Hahaaa
Rafi : Tapi kenapa lo lakuin ini,
Seto?
Seto : Kenapa? Sebenernya lo yang gue
incer, Raf. Makanya gue jadiin lo yang terakhir. Biar lo bisa liat kematian
mereka satu persatu. Hahahaa
Rafi : Gue? Gue salah apa sama lo,
Seto?
Seto :Masih gak sadar hah! (menjambak
Rafi) Persahabatan kita itu mulus-mulus aja sebelum akhirnya lo suka sama
Selma. Lo gak sadar kan sejak saat itu lo mulai lupa sama kita semua dan Cuma
mikirin Selma doang?
Rafi : Oke sorry masalah itu.
Yolan : Tapi kenapa lo bunuh mereka yang
gak bersalah, Seto?
Seto : Semua yang gue bunuh bersalah
yolannn! Hahaha
Anisa : Salah apa, seto?
Seto : Selma. Orang pertama yang gue
bunuh jelas paling salah. Dia yang udah bikin persahabatan gue rumnyam. Revky,
dia penghianat bodoh yang ternyata udah pacaran sama Selma. Apalagi dia mau
menguak kasus ini. Dia penghalang
Yolan : Elisa? Indri?
Seto : Karena mereka udah bikin kalian
ragu buat mencurigai Nyssa dan Pertiwi. Kalo kalian gak mencurigai Nyssa dan Pertiwi.
Gue bisa ketauan dong, hahaha
Anisa : Tapi gimana sama Kevin dan Jadid?
Seto : Ya jelas. Jadid suka sama Nyssa
udah pasti dia akan belain Nyssa terus dan gue gamau ketauan Cuma gara-gara
Jadid dan Kevin. Jadi gue biarin mereka ketemu sama yg lain di neraka. Hahahaa
Rafi : Lo keterlaluan, Seto. Terus
kenapa lo bunuh Aggi?
Seto : Dia perusak. Dan gue muak sama
tingkah Aggi.
Yolan : Tapi gimana bisa polisi malah
mencurigai Pertiwi, Nyssa, Zata, Azri dan sese?
Seto : Itu gampang Yolan. Gue tinggal
pake sapu tangan Zata buat ngebunuh Selma. Dan piso yang ada sidik jari
Pertiwi, Nyssa, Azri dan Sese kan? Hahaha. Padahal gue udah nunjukin jejak
kertas itu buat kalian. Tapi kalian gak sadar. Bodoh, hahahaa
Anisa : Oke, Seto. Kalo emang lo ngerasa
kita punya salah sama lo kita minta maaf. Kita bisa temenan kaya dulu lagi.
Tapi sekarang lepasin Rafi.
Seto : Kalian mau Rafi? Ini (menusuk
perut Rafi dan mendorongnya ke Anisa dan Yolan)
Yolan
& Anisa : Rafiiii!!!
(menangis)
Yolan : Lo keterlaluan, Seto.
Seto : Inilah hidup, kadang gak bisa
kita tebak. Bukanya itu kata-kata lo, Yol? Hahaa
Anisa : Gak gini caranya Seto!
Seto : Oiya nis. Lo masih mau berteman
sama gue kaya dulu kan? Gue tunggu lo nis. Hahahaa (menusukan pisau ke perutnya
sendiri)
Yolan
& Anisa : Setooo!!!
Yolan : Lo bodoh, Seto. Lo bodoh!
(menangis di hadapan Seto)
Seto : Kalo kita gabisa bersahabat
kaya dulu lagi di dunia. Kita bisa bersahabat di neraka. Gue tunggu lo Yol.
(memberi pisau ke Yolan)
Anisa : Seto bener Yol. Gak ada gunanya
gue didunia ini tanpa mereka semua. Gue mau susul mereka. (mengambil pisau di
tangan seto)
Yolan : Enggak nis! Enggak! (memeluk
anisa dan menahan anisa)
Beberapa lama kemudian Polisi yang dapat laporan dari warga sekitar
datang dan mengamankan semuanya. Kini tinggal Yolan, Anisa, Pertiwi, Nyssa,
Zata, Azri, dan Sese yang tersisa. Menjalani kehidupan mereka selanjutnya
dengan pengalaman buruk yang tidak akan pernah mereka lupakan. Kini mereka
mulai bersahabat dan memperbaiki hubungan mereka yang dulu tidak menyenangkan. Kehidupan
ini memang keras. Orang yang selalu ada untuk kita bukan berarti yang terbaik
untuk kita.
Perhatikan sekitar anda. Apakah sahabat anda adalah orang terbaik
dalam hidup anda? Tetap waspada karena inilah hidup. Tidak ada yang bisa
menebaknya.
--- The End ---
Keren :)
BalasHapus