Kamis, 08 Maret 2012

Puisi Berbentuk Prosa


Melody di Persimpangan Waktu




Ada orang yang selalu menceritakan tentang duka, tentang segala pedih yang menghimpitnya. Tentang kegagalan mencapai tujuan. Tentang kehilangan atas sesuatu yang pernah termiliki. Juga tentang keinginan yang tak kunjung berbuah kenyataan.

Ada yang tenggelam merisaukan sakit, dihimpit ketakutan bayangan kematian. Ada yang terbenam penyesalan, berselimut tanda tanya mengapa dan kenapa semua bisa terjadi. Seolah berharap waktu dapat berulang dan keadaan bisa diperbaiki. Ada pula yang masih bermandikan keraguan akankah semua berbuah manis semanis impian yang dirapalkan dalam doa doa di siang malam?

Puisi Berbentuk Prosa



Love Letter


Gores penaku terhenti di awal kata memberi jeda untuk seberkas senyum yang kental bergolak di pelupuk mata.

Dan ingatanku melayang kepada pertemuan kita di awal tahun pada prasangka sinis yang kutebar saat masih bermuram mendung. Ketika tawa tak lagi mampu terasa, ketika canda kuanggap nyata.

Andaikan kau seperti bintang bintang yang lain yang bersinar memamerkan parasnya, barangkali jiwa ini tak pernah terketuk melongok masuk mengintip apa saja semburat warna yang kau sembunyikan dibalik cadar samar.

Aku tak pernah peduli pada pelangi karena kedatangannya sekejap lantas pergi.