1. Identitas Buku
·
Judul
buku : Radio Galau
·
Penerbit : Wahyu media
·
ISBN : 9797954676
·
ISBN-13 : 9789797954673
·
Tahun
penerbitan : 2011
·
Bahasa : Indonesia
2. Nama-nama dan sifat tokoh dalam
cerita
a. Bhara :
·
Penyabar,
·
Simple,
·
Ceroboh.
b. Vellin :
·
Over protective,
·
Cerewet,
·
Childdis.
c. Diandra :
·
Egois,
·
Sombong,
3. Kalimat Inversi
·
Yang selalu ditempelnya di madding sekolah,
·
Berniat menyatakan perasaanya kepada Vellin,
·
Namun yang diucapkannya kepada Vellin bukanlah perasaannya,
·
Dibelikanya helm baru yang berpasangan,
·
Memutuskan hubunganya dengan Diandra
·
Memutuskan untuk melanjutkan hobinya menulis novel.
Novel ini
bercerita yang bercita-cita sebagai penulis. Dia sudah melajang selama 3 tahun.
Terakhir dia pacaran dengan teman perempuannya di SMP hingga 9 bulan lamanya.
Selepas itu awal masuk SMA, Bhara mulai tertarik dengan 2 teman perempuannya.
Namun karena Bhara terlalu pemalu akhirnya kedua perempuan itu menerima cinta
teman Bhara. Hingga akhirnya Bhara melajang sampai kelas XI SMA.
Namun
suatu hari ada seorang adik kelas Bahra yang bernama Vellin. Is sagat menyukai
semua cerpen karangan Bhara yang selalu ditempelnya di mading sekolah.Akhirnya
Vellin pun tertarik dengan Bhara, ia pun berhasil mengajak Bhara berkenalan
meskipun dengan bantuan temannya. Mereka berkenalan sewaktu pulang sekolah.
Namun perkenalan mereka begitu singkat karena Bhara ingin segera pulang.
Vellin
tetap mencari tau tentang Bhara. Dan mereka pun saling mengenal lebih dalam
lewat jejaring sosial. Mulai dari BBM, Facebook dan Twitter. Hingga suatu hari
Bhara melihat Vellin di sekolah yang belum dijemput oleh supirnya. Bhara
menawarkan Vellin untuk pulang bersamanya. Hingga semakin lama Bhara menjadi
sering mengantar pulang bahkan mejemput Vellin untuk sekolah.
Sedikit
demi sedikit perasaan suka Bhara ke Vellin mulai tumbuh. Diajaklah Vellin ke
sebuah pasar malam. Disana mereka menikmati keromantisan cinta, dari mulai main
komedi putar, hingga mencoba peruntungan mendapatkan boneka yang untungnya
Bhara mendapatkan boneka itu dan diberikan kepada Vellin.
Ketika
hendak pulang, Bhara berniat menyatakan perasaannya kepada Vellin. Tetapi Bhara
tidak berani, namun yang diiucapkannya kepada Vellin bukanlah perasaannya
melainkan meminta izin ke toilet. Akhirnya Bhara hanya bisa bersedih.
Sepulangnya di rumah papah Bhara yang tau bahwa putranya bersedih karena belum
sempat menyatakan perasaannya kepada seorang perempuan akhirnya mengungkapkan
kata-kata “Perasaan perempuan itu harus dikejar, bukan untuk di gantungkan”
kata-kata itulah yang membuat Bhara bersemangat kembali.
Keesokan
harinya, Bhara berniat untuk menyatakan perasaannya kepada Vellin. Namun
ternyata Vellin tidak bisa pulang bersama Bhara. Tetapi hal itu tidak menunda
Bhara untuk menyatakan cintanya kepada Vellin. Bhara pun berkata “Aku suka sama
kamu, mau gak jadi pacarku?” Vellin menjawab “Maaf aku gak bisa” kata-kata itu
membuat Bhara bersedih namun tak lama kemudian Vellin melanjutkan perkataannya
“Aku gak bisa nolak kamu”. Sejak saat itu mereka resmi menjadi sepasang
kekasih.
Semenjak
Bhara menjadi pacar Vellin, kehidupan Bhara berubah 180˚. Pasangan tersebut
saling memberi tahu segala aktifitasnnya. Mulai dari pagi ke malam hingga ke
pagi lagi. Hal itu berjalan indah di minggu kesatu, kemudian di minggu kedua,
minggu ketiga, hinggas menjelang minggu keempat hubungan mereka berjalan
romantis.
Hingga
pada minggu minggu kelima kisah asmara mereka sedikit goyah. Itu diakibatkan
oleh Vellin yang mulai childdish yang tidak mengerti Bhara yang ingin berteman
dengan kehidupannya. Hal itu membuat Bhara tidak nyaman dia selalu menghindar
setiap Vellin ingin menemuinya, hingga akhirnya Bhara bertemu sosok Diandra,
kakak kelas Bhara.
Saat
mereka bertemu, mereka sama-sama sedang memilikki masalah dengan pasangan
mereka masing-masing. Hingga akhirnya Diandra memutuskan pacarnya. Dia berkata
kepada Bhara “Ngapain punya pacar tapi kalo ngerasa sendiri?” akhirnya karena
galau dengan pacar masing-masing, Bhara dan Diandra pun move on. Mereka
akhirnya berpacaran, kehidupan Bhara mulai merasa kenyamanan.
Hingga
akhirnya Diandra mulai mengatur hidup Bhara. Mulai dari cara berkostum, bahkan
sampai helm yang dipakai. Dibelikannya helm baru yang berpasangan, Bhara pun
lagi-lagi merasa galau karena mulai merasa tidak nyaman.
Dan Bhara
pun meminta memutuskan hubungannya dengan Diandra. Bhara pun berniat untuk
membina hubungan kembali dengan Vellin. Tetapi sayang, Vellin sudah mencintai
laki-laki lain. Akhirnya Bhara menerima dengan ikhlas. Dan ia pun memutuskan
untuk melanjutkan hobinya sebagai penulis dan melanjutkjan sebuah karya tulis
novelnya. Hingga akhirnya novel tersebut terbit dengan judul “Radio Galau”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar